Disleksia (bahasa Inggris: dyslexia) adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun.[1]
Ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan
dalam memahami meskipun normal atau diatas rata-rata. Ini termasuk
kesulitan dalam penerapan disiplin Ilmu Fonologi, kemampuan
bahasa/pemahaman verbal. Diseleksia adalah kesulitan belajar yang paling
umum dan gangguan membaca yang paling dikenal. Ada kesulitan-kesulitan
lain dalam membaca namun tidak berhubungan dengan disleksia.
Beberapa melihat disleksia sebagai sebuah perbedaan akan kesulitan
membaca akibat penyebab lain, seperti kekurangan non-neurologis dalam
penglihatan atau pendengaran atau lemah dalam memahami instruksi bacaan.
Ada 3 aspek kognitif penderita disleksia yaitu Pendengaran,
Penglihatan, dan Perhatian. Disleksia mempengaruhi perkembangan bahasa
seseorang.
Penderita disleksia secara fisik tidak akan terlihat sebagai
penderita. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang
untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga
dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan
kanan, dan sulit menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke memori
pada otak. Hal ini yang sering menyebabkan penderita disleksia dianggap
tidak konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam kasus lain, ditemukan pula
bahwa penderita tidak dapat menjawab pertanyaan yang seperti uraian,
panjang lebar.
Para peneliti menemukan disfungsi ini disebabkan oleh kondisi dari biokimia otak yang tidak stabil dan juga dalam beberapa hal akibat bawaan keturunan dari orang tua.
Ada dua tipe disleksia, yaitu developmental dyslexsia (bawaan sejak lahir) dan aquired dyslexsia (didapat karena gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca). Developmental dyslexsia diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan disfungsi daerah abu-abu pada otak.
Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan konektivitas di area
fonologis (membaca). Beberapa tanda-tanda awal disleksia bawaan adalah
telat berbicara, artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik, kesulitan
mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf, bingung antara konsep ruang
dan waktu, serta kesulitan mencerna instruksi verbal, cepat, dan
berurutan. Pada usia sekolah, umumnya penderita disleksia dapat
mengalami kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan membaca,
kesulitan memegang alat tulis dengan baik, dan kesulitan dalam
menerima.
tulisan ini saya kutip dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Disleksia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar